1.Dasar Fotografi
![]() |
Bagian Kamera |
ANATOMI KAMERA
Secara
sederhana, kamera adalah sebuah kotak kedap
cahaya yang didalamnya terdapat tempat memasang film. Kotak tersebut
mempunyai sebuah lubang untuk meloloskan cahaya. Cahaya yang masuk melalui
lubang akan memproyeksikan bayangan dari bendabenda yang terdapat di depan
‘kotak’, dan akan terekam pada film didalam kotak. Sampai disini tugas kamera
dalam merekam gambar atau bayangan sudah selesai. Selanjutnya film yang telah
merekam gambar masih harus diproses lagi sampai menjadi negatif dan kemudian
dicetak diatas kertas foto. Setiap kamera, baik yang sangat sederhana maupun
kamera yang sangat canggih
pengoperasiannya, pada
dasarnya bekerja demikian. Letak perbedaan dari setiap kamera tersebut adalah
pada kemudahan pengoperasiannya serta kesempurnaan hasil yang didapatkan.
Secara umum, pada tiap kamera terdapat
fasilitas standar yang merupakan bagian utama dari sebuah kamera yaitu :
1. Jendela Pengamat (view finder)
Melalui
jendela ini pemotret dapat melihat objek yang akan dipotret sehingga ia dapat mengarahkan kameranya dengan tepat.
2. Tempat memasang film
Bagian
ini merupakan bidang datar untuk menempatkan film. Kebidang inilah jatuhnya cahaya
yang diproyeksikan oleh lensa sehingga film dapat menerima dan merekam
cahaya/bayangan. Tempat memasang film ini juga disebut ruang kedap cahaya
.
3. Lensa
Lensa
merupakan komponen optik yang bertugas memproyeksikan cahaya atau bayangan dari objek yang akan dipotret ke permukaan film.
4. Diafragma (f)
Diafragma
merupakan suatu komponen yang bertugas mengatur besarnya ukuran lubang yang yang akan meluluskan
cahaya dari lensa ke film. Ukuran besar
kecilnya lubang dapat diatur sesuai kebutuhan pencahayaan. Besar
kecilnya diafragma ditandai dengan penggunaan angka f/ 1,2 ; 1,4 ; 2,8 ; 3,5 ;
4 ; 5,6 ; 8 ; 11 ; 16 ; 22 ; 32. Besar kecilnya diafragma berbanding terbalik
dengan angka yang menandainya. Semakin besar
angkanya, semakin sedikit pula
cahaya yang diloloskan. Kenaikan angka
dari 1,2 ke 1,4 disebut kenaikan 1 stop.
5,6 ke 11 berarti naik 2 stop, demikian seterusnya. Sedangkan penurunan dari 4
ke 3,5 disebut penurunan 1 stop. 22 ke 5,6 berarti penurunan 4 stop, dan
seterusnya.
5. Kecepatan (shutter Speed)
Alat
ini bertugas mengatur mengatur tempo pencahayaan. Setiap kali tombol
pemotretan
ditekan, penutup akan bergeser dan film akan tercahayai. Lamanya film
terbuka
dan tercahayai itu diatur melalui kecepatan. Kecepatan ditandai dengan
B, 1, 2, 4, 8, 15, 30,
60, 125, 250,
500, 1000, 2000,
4000, 8000. Bila kamera diset
pada posisi B, maka shutter akan membuka terus selama tombol ditekan.
Pada posisi 1, maka shutter akan
membuka selama 1 detik. Sedangkan pada
2, 4, dan seterusnya, hal itu berarti ½
detik, ¼ detik, 1/15 detik dan
seterusnya. Semakin besar angka kecepatan, maka semakin cepat pula
film tercahayai. Kenaikan angka dari 60 ke 125 disebut kenaikan 1
stop. 125 ke
500 berarti naik 2 stop, demikian
seterusnya. Sedangkan penurunan dari 125 ke 60
disebut penurunan 1 stop.1000 ke 125 berarti penurunan 4 stop, dan
seterusnya.
6. Penemu Jarak
Bagian
ini merupakan alat untuk menemukan ketepatan fokus untuk mendapatkan ketajaman
gambar yang baik. Kabur atau tajamnya gambar/bayangan yang dihasilkan pada
permukaan film tergantung pada ketepatan pengaturan jarak. Selain fasilitas utama tersebut diatas, pada
kamera – kamera jenis SLR, terdapat
fasilitas lain yang
juga tidak kalah pentingnya yaitu pengukur cahaya atau Light meter.
Fasilitas ini berupasensor yang menghitung banyaknya cahaya
yang dibutuhkan oleh film/kamera untuk membentuk gambar yang baik. Light meter
juga terdapat dalam bentuk alat terpisah dan biasanya digunakan untuk pemotret yang membutuhkan tingkat akurasi
cahaya yang lebih tinggi.
PENCAHAYAAN
Pencahayaan
pada kamera dapat diumpamakan seperti kran air yang mengisi suatu wadah.
Semakin besar kita membuka tutup kran, semakin cepat pula wadah kita terisi
penuh. Sebaliknya, semakin kecil kita membuka kran, semakin lama pula wadah
terisi penuh. Besarnya cahaya yang
masuk dalam kamera diatur melalui kombinasi antara diafragma dan kecepatan.
Pada kondisi normal misalnya pada siang hari yang cerah, jika kita membuka
diafragma pada bukaan besar (angkanya kecil, mis. 3,4), maka secara relatif
diperlukan kecepatanyang tinggi agar tidak terjadi kelebihan cahaya didalam
kamera (over expose). Sebaliknya, jika kita membuka daifragma pada bukaan kecil
(angkanya besar, mis. 22), maka relatif dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk
memenuhi kebutuhan cahaya di dalam kamera sehingga film tidak kekurangan cahaya
(under expose). Alat pengukur cahaya
(light meter), baik yang berada pada kamera maupun yang terpisah, akan
menentukan kombinasi diafragma dan kecepatan yang dibutuhkan untuk mencahayai
bidang film pada suatu pemotretan.
EFEK DIAFRAGMA
Besar
kecilnya bukaan diafragma akan berpengaruh pada ruang ketajaman (depth of
field) dari foto yang dihasilkan. Jika kita memotret suatu objek dengan bukaan
besar, maka pada bagian latar belakang dan latar depan objek akan terlihat
kabur pada foto. Hal ini disebabkan oleh karena semakin besar bukaan diafragma,
maka semakin sempit ruang ketajamannya. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil
bukaannya, semakin luas ruang tajamnya.
EFEK KECEPATAN (SHUTER
SPEED)
Jika
dalam pemotretan kita ingin membekukan gerakan dari objek (stop action) yang
kita foto, mis. balap mobil, maka pengatur kecepatan pada kamera harus diset
pada nilai kecepatan yang tinggi, mis. 1/500, 1/2000 dan seterusnya. Jika kita
menggunakan kecepatan yang rendah, mis. 1/30, 1/15 dan seterusnya, maka mobil
yang akan kita foto tidak akan terekam dengan baik. Gambar yang tampak pada
hasil foto mungkin hanya berupa bayangan panjang yang sekilas tampak menyerupai
mobil. Demikian pula sebaliknya, jika kita ingin memperlihatkan gerak lambat
(show action) dari objek yang kita foto, mis. gerakan air yang jatuh pada air
terjun, maka kamera harus diset dengan kecepatan yang lambat, mis. 1/8, ¼ dan
seterusnya. Jika kita menggunakan kecepatan yang tinggi pada pemotretan ini,
maka gambar yang dihasilkan tidak
memperlihatkan gerakan air yang jatuh, tetapi yang tampak adalah air yang
berhenti bergerak.
FILM
Memilih
film yang akan digunakan dalam pemotretan sebaiknya disesuaikan dengan
kebutuhan dilapangan. Untuk itu sangat penting bagi seorang fotografer
mengenali karakter dari beragam jenis film yang ada dipasaran.
- Film berdasarkan
kecepatan/kepekaannya
Ukuran kepekaan film
terhadap cahaya di beberapa negara ditandai dengan satuan yang berbeda. Ada
yang menggunakan DIN (Jerman dan beberapa negara Eropa lainnya),
ASA (Amerika, Eropa, Negara Asia), dan lain sebagainya. Di Indonesia yang
sering digunakan adalah ASA, sedangkan standar yang berlaku secara
Internasional adalah ISO. (catatan: ISO menggunakan standar yang sama dengan
ASA) Semakin tinggi ASA/ISO dari suatu film, semakin peka film tersebut
terhadap cahaya. Oleh karena itu film dengan ASA/ISO tinggi disebut juga dengan Film Cepat, dan sebaliknya film
dengan ASA/ISO rendah disebut juga film lambat ASA/ISO film yang terdapat
dipasaran adalah : ASA/ISO 50, 100, 200, 400, 800, 1600, 3200. Tiap kenaikan 1 tingkatan (mis. ASA 100 ke
200) disebut naik 1 stop dan ini setara dengan kenaikan 1 stop pada diafragma
maupun shuter speed.
Contoh kasus :
Misalnya kita
memotret dengan menggunakan film ASA
200. Pengukur cahaya pada kamera saat
itu menunjukkan keadaan normal pencahayaan pada kecepatan 1/250 dan diafragma
8. Jika kita menggunakan film ASA 100 pada saat yang sama, maka ada dua
kemungkinan yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan pencahayaan yang normal
yaitu menurunkan diafragma sebesar 1 stop (dari f 8 menjadi f 5,6) atau
menurunkan kecepatan sebesar 1 stop (dari 1/250 menjadi 1/125), sehingga
kombinasi diafragma dan kecepatan untuk mendapatkan pencahayaan normal menjadi 1/125 dan f 8 atau
1/250 dan f 5,6. Untuk 1/125 dan f 8, ini dengan asumsi bahwa kita
menginginkan untuk memotret tetap dengan diafragma 8 (f 8 memiliki ruang
ketajaman yang lebih luas dari pada f 5,6) sehingga yang kita turunkan 1 stop
adalah kecepatan. Sebaliknya, untuk 1/250 dan f 5,6 dilakukan dengan asumsi
kita ingin memotret tetap dengan kecepatan 1/250 (kecepatan 1/250 lebih cepat
dari 1/125), sehingga yang kita turunkan 1 stop adalah diafragma.Penurunan 1
stop dilakukan karena film ASA 100 lebih rendah 1 stop dari film ASA 200.
Secara umum berdasarkan
kecepatannya film dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Film lambat/slow
film ( ISO100 kebawah)
b. Film sedang/medium
speed film (ISO 200 – 400)
c. Film cepat/fast film
(ISO 400 – 800)
d. Film sangat
cepat/Ultra Fast film (ISO 1000 keatas)2.Jenis - Jenis Kamera dan Kegunaannya
Priambodotommy say
~ Tidak lengkap rasanya jika kitaa bepergian tanpa membawa sebuah
kamera untuk mengabadikan setiap kejadian ataupun pemandangan yang tak
ingin anda lupakan begitu saja. Terutama jika anda serang wartawan
ataupun citizen journalism, kamera menjadi sebuah kewajiban untuk dibawa.
Banyak sekali jenis-jenis kamera
yang perlu diketahui sorang photographer. Menjadi seorang photographer
tidaklah mudah. Anda harus tahu macam-macam kamera dan juga teknik
pengambilan gambar. Lalu apa saja jenis-jenis kamera dan juga teknik
pengambilan gambarnya? simak penjelasan dibawah ini
1. Kamera Saku / Digital Pocket Camera
Kamera
saku adalah salah satu dari jenis-jenis kamera fotografi yang mudah
dibawa kemana-mana dan menggunakan bentuk penyimpanan data digital dan
pengambilan gambar dengan ukuran yang kecil. Hal ini merupakan kegunaan
dari kamera tersebut yang didesain sepraktis mungkin dan otomatis.
Sesuai dengan namanya, kamera saku mempunyai bentuk dan ukuran yang muat
untuk disimpan dalam kantong baju atau celana. Hal-hal diatas adalah
salah satu kelebihan pada kamera saku. Tapi yang perlu diketahui untuk
kamera saku secara umum yaitu keterbatasan untuk berkreasi secara
profesional, dan fungsi foto yang monoton dan sederhana.
![]() |
Kamera Saku |
2. Rangefinder
Kamera
pencari jarak. Kecil, sekilas mirip dengan kamera saku. Bedanya, kamera
ini mempunyai mekanisme fokusing (karenanya disebut rangefinder).
Umumnya menggunakan film format 35mm.
![]() |
Kamera Rangefinder |
3. Kamera SLR ( Single Lens Reflex )
Kamera SLR adalah jenis-jenis kamera fotografi profesional yang masih menggunakan film
atau klise sebagai media penangkap gambar manual. Dengan menggunakan
lensa fixed atau lensa zoom, kamera SLR dapat menangkap gambar dengan
resolusi sangat tinggi dan detail.
![]() |
Kamera SLR |
4. TLR, Twin Lens Reflex
Kamera refleks lensa ganda. Biasanya menggunakan format medium.
![]() |
Kamera TLR |
5. Consumer
Kamera
saku, murah, mudah pemakaiannya. Lensa tak dapat diganti. Sebagian
besar hanya punya mode full-otomatis. Just point and shoot. Beberapa,
seperti Canon seri A, memiliki mode manual.
6. Prosumer
Kamera SLR-like, harga menengah. Lensa tak dapat diganti. Shooting Mode manual dan auto.
![]() |
Kamera Prosumer |
7. Kamera Digital SLR
Ada
banyak kelebihan yang dapat dibicarakan jika ingin menggali lebih dalam
informasi tentang kamera digital. Berbagai fungsi disediakan untuk
mendapatkan gambar foto yang baik dan berkualitas. Kamera digital SLR
merupakan kamera untuk kelas profesional yang membutuhkan foto dengan
resolusi super tinggi. Berbeda dengan kamera SLR, salah satu dari
jenis-jenis kamera fotografi ini mengupgrade sensor penangkap gambar
dengan alat elektronik bernama CCD / sensor CCD. Ada pula yang memakai
sensor CMOS.
![]() |
Kamera DSLR |
Teknik Pengambilan
Ada beberapa teknik untuk pengambilan gambar atau video ,berikut teknik -teknik yang sering di gunakan:
1.SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR [CAMERA ANGLE].
a.Bird Eye View.
Pengambilan gambar yang dilakukan dari atas di ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak di bawah begitu kecil.
Pengambilan gambar dengan cara ini biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung -gedung tinggi.
Kalau anda suka melihat film-film Hollywood, tentunya teknik yang ini tidak asing lagi bagi anda.
b.High Angle.
Teknik pengambilan gambarnya dengan sudut pengambilan gambar tepat diatas objek,pengambilan gambar yang seperti ini memilki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.
c.Low Angle
Pengambilan gambar teknik ini yakni mengambil gambar dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle.
Kesan yang di timbulkan yaitu keagungngan atau kejayaan.
Biasanya teknik ini sering di gunakan untuk membuat sebuah karakater monster atau manusia raksasa.
d.Eye Level
Pengambilan gambar ini dengan sudut pandang sejajar dengan mata objek,tidak ada kesan dramatik tertentu yang di dapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkna pandangan mata seseorang yang berdiri.
e.Frog Level.
Sudut pengambilan ini di ambil sejajar dengan permukaan tempat objek menjadi sangat besar.
2.UKURAN GAMBAR[FRAME SIZE]
a.Extreem Close-up [ECU].
Pengambilan gambar sangat dekat sekali,hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek.
Fungsinya untuk kedetilan suatu objek.
b.Big Cloe-up[BCU].
Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek.
Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang di keluarkan oleh objek.
c.Close-up[CU].
Ukuran gambar hanya sebatas dari ujung kepala hingga leher.
Fungsinya untuk memberi gambaran jelas tetang objek.
d.Medium Close-up[MCU].
Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada.
Fungsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
e.Mid Shoot[MS].
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang.
Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas.
f.Kneel Shoot[KS].
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut.
Funsinya hampir sama dengan Mid Shoot.
g. Full Shoot[FS]
Pengambilan gambar penuh dari kepala hingga kaki.
Fungsinya memeperlihatkan objek beserta lingkungannya.
h.Long Shoot [LS]
Pengambilan gambar lebih luas dari pada Fool Shoot.
Untuk mnujukan objek dengan latar belakangnya.
i.Extreem Long Shoot [ELS].
Pengambilan gambar melebihi long Shoot,menampilan linkungan si objek secara utuh.
Untuk menunjukkan objek tersebut bagian dari lingkungannya.
j.1 Shoot.
Pengambilan gambar satu objek.
Fungsinya memperlihatkan seseorang atau benda dalam frame.
k.2 Shoot.
Pengambilan gambar 2 objek
Untuk memperlihatkan adegan 2 orang yang sedang berkomunikasi.
l.3.Shoot
Pengambilan gambar 3 objek untuk memperlihatkan 3 orang yang sedang mengobrol.
m.Group Shoot
Pengambilan gambar sekumpulan objek
Untuk memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan aktifitas.
3.GERAKAN KAMERA[MOVING CAMERA]
a.Zooming[In/out]
Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauh objek,gerakan ini merupakan fasilitas yang di sediakan oleh kamera vidio, dan kameramen hanya mengoperasikannya saja.
b.Panning[left/Right].
Yang di maksud gerakan panning yakni kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah kekiri,namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang di inginkan.
c.Tilting[Up/Down].
Gerakan Tilting yitu gerakan keatas dan kebawah,masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang di dapatkan memuaskan dan stabil.
d.Dolly[In/Out].
Gerakan yang di lakukan yaitu gerakan maju mundur,hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada Dolly yang bergerak adalah tripod yang telah di beri roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.
e.Follow.
Pengambilan gambar di lakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.
f.Framing[In/Out].
Framing adalah gerakan yang di lakukan oleh objek untuk memasuki [in] atau keluar [out] framing shot.
g.Fading [In/Out].
Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan.
Apabila gambar baru masuk mengantikan gambar yang ada di sebut fade in,sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan di gantikan gambar baru di sebut fade out.
h.Crane Shoot .
Merupakan gerakan kamera yang di pasang pada alat bantu mesin beroda dan bergerak sendiri bersamaan kameramen,baik mendekati maupun menjauhi objek.
4.GERAKAN OBJEK[MOVING OBJECT]
a.Kamera sejajar objek.
Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek,baik kekiri maupun kekanan
b.Walking [In/Out]
objek bergerak mendekati[in] maupun menjauhi [out] kamera.
Nah itu tadi merupakan beberapa teknik dalam pengambilan gambar menggunakan kamera video.
Namun ada beberapa elemen penting yang harus ada di dalam gambar.
Dan elemen penting tersebut meliputi:
a.Motivasi
b.Informasi
c.Komposisi
d. Suara.
e.Sudut Kamera
f. Kontinuitas.
Selain teknik-teknik maupun tatacara pengambilan gambar yang harus dimiliki oleh seorang kameramen ada hal lain yang harus di miliki yakni sense of art atau rasa seni, karena gambar yang di ambil oleh kameramen merupakan karya seni.
Setiap orang memungkinkan untuk menguasai teknik-teknik pengambilan gambar namun apabila tidak memiliki rasa seni atau keindahan maka hasil yang di dapatkanpun kurang maksimal.
Jadi rasa seni yang tinggi dapat di jadikan modal utama untuk menjadi kameramen.
Semoga berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar